Kamis, 30 Juni 2011

ANALISIS PENGUKURAN RUANG


METODE ANALISIS UNTUK PENGUKURAN RUANG
         AVAILABLE SPACE
          Ruangan yang tersedia untuk gigi c, m1, m2 yang diukur dari distal I2 sampai mesial M1 setelah gigi-gigi I1 + I2 diatur dalam lengkung yang normal.
         LEEWAY SPACE
          Selisih pengukuran lebar mesiodistal c, m1, m2 pada model dengan perkiraan jumlah lebar mesiodistal C, P1, P2 yang didapatkan dari tabel  Moyers.
Menurut MOYERS : RA = 1,3 mm    dan     RB = 3,1 mm
Menurut NANCE    : RA = 0,9 mm ( 0,9 – 1 mm )
                                        RB = 1,7 mm ( 1,7 – 2 mm )
         BEBERAPA METODE
-         Metode MOYERS                             - Metode PONT
-         Metode NANCE                                - Metode HOWES
-         Metode HUCKABA                          - Metode KESLING
-         Metode SITEPU                                - Metode TWEED
-         Metode NEFF
METODE MOYERS
         TUJUAN
         Meramalkan kemungkinan teraturnya gigi permanen pada ruang yang ada
         Meramalkan derajat kemungkinan yang besar jumlah ruang dalam milimeter yang dibutuhkan untuk mencapai keteraturan gigi-gigi yang tepat
         KEUNTUNGAN
         Kesalahan minimal dan kesalahan yang mungkin terjadi telah diketahui
         Mudah dilakukan oleh pemula ataupun ahli
         Waktu relatif singkat
          Tidak butuh alat khusus
         Dapat digunakan pada kedua lengkung rahang
         GIGI-GIGI  INSISIVI  RB
         Merupakan gigi anterior yang erupsi pertama dan memberikan kesempatan pengukuran secara dini dan tidak terlalu bervariasi dan lebih dapat diandalkan daripada gigi-gigi insisivi RA

PROSEDUR KERJA ( untuk RB )
         Ukur lebar mesiodistal tiap gigi I RB =>  jumlahkan
         Menentukan besar ruang yang dibutuhkan untuk pengaturan insisivi RB yang tepat
              Pada kasus insisivi RB berdesakan :
         Aturlah alat pengukur sampai nilai yang sama dengan jumlah lebar gigi I1 dan I2
         Tempatkan ujung alat pengukur pada garis median, ujung yang lain membuat tanda pada sisi  didekatnya. Tanda ini menunjukan bagian distal  I2 RB dalam keadaan yang baik.
         Lakukan juga pada sisi sebelahnya.
         Ukur ruang yang ada pada tiap lengkung gigi untuk 345 dengan cara mengukur mulai dari tanda (ad. 2) sampai dengan mesial  M1 RB
         Gunakan daftar probabilitas Moyers untuk RB dan jumlah total lebar gigi insisivi pada kolom sebelah atas yang sesuai. Lalu lihat kolom dibawahnya untuk mengetahui lebar ruang yang dibutuhkan untuk 345 prosentase yang sering digunakan : 75%.

PROSEDUR KERJA ( untuk RA )
          Sama dengan untuk RB, tapi :
         Daftar Probabilitasnya yang untuk RA
         Perlu diperhitungkan tempat untuk overjetnya        
         Ada sejumlah kecil tempat yang dibutuhkan untuk overjet ( di regio anterior RA )

A & B : pengukuran pada perimeter lengkung rahang dari I1 & I2 tiap sisi.
C  :  jarak dari mesial M1 sampai distal I2
Perkiraan lebar didapatkan dari tabel kemudian dikurangi dari perhitungan ini untuk mendapatkan panjang lengkung rahang yang tersisa

METODE NANCE
         RO foto diukur secara vertikal .
         Ukur jarak lebar c, m1, m2 dengan gigi pengganti yang ada didalam RO Foto    ( jadi gigi-gigi C, P1, P2 ).
         Contoh
         Jarak/lebar c, m1, m2    RA = 17 mm
         Jarak/lebar  C, P1, P2      RA = 19 mm
         Gigi  C, P1, P2 yang akan erupsi tidak akan mendapatkan tempat yang cukup, jadi akan berdesakan.
         Selisih lebar c + m1 + m2  dengan  C + P1 +P2
          normal ; RA = 0,9 – 1 mm
                       RB = 1,7 – 2 mm        ( LEEWAY SPACE )

METODE HUCKABA
         Untuk mengkompensasi  pembesaran gambaran gigi yang tampak pada X-Ray foto
         Dengan Rumus :   X       Y                X’Y
                                             =                    X =
                                      X’     Y’                 Y’
                                      X = Lebar sebenarnya gigi permanen yg belum erupsi
                                      X’= Lebar dalam RO foto gigi permanen pengganti
                                      Y = Lebar gigi sulung yg diukur pada model studi
                                      Y’= Lebar gigi sulung pada RO foto
CONTOH :
          Gigi m2 RO     (y’) = 10,5 mm
                  P2  RO     (x’) =  7,4 mm
                  m2 Model (y ) =   10 mm
Lebar P2 sebenarnya (X)  =    x’y       7,4 x 10          
                                               y’          10,5      
                                              =  7,0 mm. 
Rumus Prediksi
Lebar Mesiodistal 3 4 5  ( oleh SITEPU )
A.   Untuk kelompok etnik Deutero – Melayu
          Y = 0,48X + 11,71     (RA)
          Y = 0,46X + 10,91     (RB)
A.   Untuk kelompok etnik Cina – Indonesia
                Y = 0,44X + 11,6       (RA)
                Y = 0,44X + 10,29     (RB)
    Keterangan :
                   Y = Lebar Mesio - Distal  3 4 5
                   X = Lebar Mesio - Distal  2 1   1 2

METODE KESLING
         Sering juga disebut :  Diagnostic Set-Up   atau    Prognostic Set-Up
         Dilakukan pada : Fase geligi Permanen
         Caranya :
       Buatlah model
       Buatlah gigitan tersebut merupakan kunci untuk meletakkan model RA & RB diartikulator
       Gigi-gigi pada model satu persatu dilepas dari model dengan cara di gergaji (dengan gergaji halus), dipotong dari titik kontak sampai alveolar crest sepanjang gingival margin gigi M1 ditinggalkan (tidak dilepas) untuk mempertahankan relasi  RA & RB.
       Susunlah gigi-gigi tadi, sehingga tersusun dengan baik pada lengkung gigi yang diinginkan, perhatikan : GARIS MEDIAN, OVERBITE, OVERJET, buatlah senormal mungkin.
       Dari susunan gigi-gigi tsb dapat diketahui ruangannya cukup atau tidak.
       Bila kekurangan ruang  >  ½  lebar P1=> Indikasi Cabut
       Bila kekurangan ruang  <  ½  lebar P1 => Indikasi Non Cabut

METODE PONT
         Dasar : Dalam lengkung gigi dengan susunan gigi teratur terdapat hubungan     antara jumlah lebar mesiodistal ke empat insisivi RA dengan lebar   lengkung inter P1 dan inter M1
                   Lebar lengkung inter P1  =  LLM
                   Lebar lengkung inter M1 =  LLB
         Tujuan : untuk mengetahui apakah suatu lengkung gigi dalam keadaan normal,           kontraksi atau distraksi.
                   Kontraksi   = => Mendekati bidang sagital
                   Distraksi    = =>Menjauhi bidang sagital   
         Rumus Pont untuk lengkung gigi normal :
                   4 I x 100     =     80       jadi LLM =      4 I x 100
                     LLM                                                       80
                   4 I x 100          =     64       jadi LLB =       4 I x 100
                     LLB                                                        64
         Cara : ( Diukur pada model studi )
       Ukur jumlah lebar mesiodistal 4 I RA
       LLM = Lebar Lengkung Muka  =  inter P1
         RA = distal pit gigi P1 kiri – kanan
         RB = Titik kontak P1 &  P2 kiri – kanan 
       LLB = Lebar Lengkung Belakang =  inter M1
         RA = mesial pit M1 kiri – kanan
         RB = titik tertinggi distobukal cups M1

METODE HOWES
         ADA 2 CARA :
         Hubungan lebar lengkung gigi dengan panjang lengkung gigi
         Membandingkan antara lebar lengkung gigi (lebar inter premolar) dengan panjang lengkung gigi (     mesiodistal gigi-gigi dari M1 kiri sampai M1 kanan )
         Lebar lengkung gigi : Diukur dari titik-titik dalam dari bukal cusp P1 RA (inter premolar)         ( ± 1 mm lebih ke dalam dari cups bukal P1 )
         Panjang lengkung gigi : Diukur dari distal M1 kiri sampai M1 kanan
         Hubungan lengkung  basal  dengan lengkung  koronal
         Pengukuran lengkung rahang yang diambil dari fossa canina yang dibandingkan dengan lebar M . D  6    6
         Lengkung  Basal = Basal Arch
                                      Diukur dari intercanine fossa (fossa canina) kira-kira pada apex P1 RA
         Lengkung Koronal = Coronal Arch
                                      Diukur mesio-distal  M1  kiri sampai  M1 kanan RA

Pencabutan  P1 harus  dipertimbangkan
C =   Garis singgung yang melalui permukaan bukal gigi dan prosesus alveolaris , menunjukan hubungan antara  basal arch  dengan  coronal arch.
Gambar :
        I          : Konvergen ke koronal, menunjukan apical base lebih besar dari pada coronal arch.
                                                  Tx. Ekspansi :  jika dilakukan,  misalnya baik dan stabil
        II: Sejajar, menunjukan keseimbangan antara basal arch dengan coronal arch
                        Tx. Ekspansi : dpt dilakukan sedikit saja, jangan sampai tipping ke bukal
        III: Divergen ke koronal, menunjukan apical base lebih kecil dp coronal arch
                                                  Tx. Ekspansi :  Kontra indikasi

METODE TWEED
Menggunakan : FMPA = sudut yang dibentuk oleh FHP dan MP
                                                            IMPA = sudut yang dibentuk oleh Insisivi RB dan MP
         FMPA = 20˚- 25˚       =>     Prognosis baik, Tx dengan/tanpa pencabutan
IMPA = 90˚ ± 5         =>
         FMPA = 25˚ - 30˚   =>        Prognosis masih baik, Tx dengan pencabutan dan    IMPA  = 90˚ ± 5               inklinasi insisivi RB dikecilkan 90˚ / 85˚
         FMPA = 30˚ - 35˚    =>       Prognosis masih cukup baik, Tx harus dengan
          IMPA  = 90˚ ± 5       =>   pencabutan dan inklinasi insisivi RB dikecilkan
         FMPA = 40˚ atau lebih   =>      Prognosis jelek, wajah pasien mendongos OK                                    skeletal Pattern, Tidak perlu dicabut.

1 komentar:

  1. Sangat menarik sekali beberapa topik presentasinya..semoga sukses dan selalu bermanfaat..
    perkenalkan saya arief dari PT MAIRODI MANDIRI SEJAHTERA..perusahaan kami bergerak dibidang pelatihan..mudah-mudahan sekiranya kita bisa bersinergi dalam pengembangan skill dan kualitas,untuk menambah wawasan dan meningkatkan kerjasama dalam aspek teknik dan non teknik..berikut saya berikan informasinya mengenai website resmi perusahaan kami..
    mairodi-training.com
    pelatihan-indonesia.com
    pelatihan-jakarta.com
    training-bandung.com
    training-yogyakarta.com
    training-k3.com

    BalasHapus