*Plegia adalah kekuatan otot yang hilang sama sekali.
*Paresis adalah kekuatan otot yang berkurang.
1.Hemiplegia adalah kekuatan otot yang hilang sama sekali pada separuh tubuh.
2.Hemiparesis adalah kekuatan otot yang berkurang pada separuh tubuh.
3.Monoplegia adalah kekuatan otot yang hilang sama sekali pada satu anggota tubuh.
4.Monoparesis adalah kekuatan otot yang berkurang pada satu anggota tubuh.
5. Paraplegia adalah kekuatan otot yang hilang sama sekali pada kedua anggota bawah.
6. Paraparesis adalah kekuatan otot yang berkurang pada kedua anggota bawah.
7. Tetraplegia adalah kekuatan otot yang hilang sama sekali pada keempat anggota tubuh.
8. Tetraparesis adalah kekuatan otot yang berkurang pada keempat anggota tubuh.
Beda kelumpuhan upper motor nueron
(U.M.N.) dengan kelumpuhan lower
motor neuron (L.M.N.) adalah:
Pada kelumpuhan U.M.N. terdapat kelumpuhan yang spastik (kaku), sedangkan pada kelumpuhan L.M.N. terdapat kelumpuhan yang flaksid (lemas).
SENSSIBILITAS MACAM-MACAMNYA:
1.Perasa raba.
2.Perasa suhu.
3.Perasa nyeri.
CARA MEMERIKSANYA:
1.Perasa raba diperiksa dengan kapas.
2. Perasa susu diperiksa dengan:
- Air hangat : + 43oC.
- Air dingin : + 10oC.
- Air hangat : + 43oC.
- Air dingin : + 10oC.
3. Perasa nyeri diperiksa dengan jarum pentul
*Anestesia adalah perasa raba yang hilang sama sekali.
*Hipestesia adalah perasa raba yang berkurang.
*Analgesia perasa nyeri yang hilang sama sekali.
*Hipalgesia adalah perasa nyeri yang berkurang.
*Thermanestesia adalah perasa suhu yang hilang sama sekali.
*Thermhipestesia adalah perasa suhu yang berkurang.
NERVUS V (N. TRIGEMINUS) TERDIRI DARI 2 BAGIAN:
I.Bagian sensorik terdiri dari 3 cabang:
- Nervus oftalmikus (N. V1) yang mensarafi dahi, mata, hidung, selaput otak, sinus paranasalis dan sebagian dari selaput lendir hidung di sisi ipsilateral.
- Nervus maksilaris (N. V2) yang mensarafi rahang atas, gigi rahang atas, bibir atas, pipi,palatum durum, sinus maksilaris dan selaput lendir hidung di sisi ipsilateral.
- Nervus mandibularis (N. V3) yang mensarafi rahang bawah, gigi rahang bawah, bibir bawah, mukosa pipi, lidah, liang telinga dan selaput otak di sisi ipsilateral.
II. Bagian motorik
Mensarafi otot-otot pengunyah di sisi ipsilateral.
NERVUS V:
- Bagian sensorik
- Bagian motorik
- Otot pengunyah
GANGGUAN NERVUS V
DAPAT BERUPA:
I.Lesi nervus V.
II. Terangsangnya nervus V.
1.Neuralgia trigeminus.
2.Nyeri trigeminus sekunder.
3.Neuralgia post-herpetik.
LESI NERVUS V.
ETIOLOGI:
1.Trauma kapitis.
2.Meningitis basalis tuberkulosa.
3.Infiltrasi karsinoma anaplastik nasofaring.
GEJALA-GEJALANYA:
Misalnya lesi nervus V dekstra, akan menimbulkan gejala-gejala:
1. Gangguan sensibilitas pada separuh wajah di sisi dekstra.
2. Ada kelumpuhan otot-otot pengunyah di sisi dekstra dengan gejala:
- Sewaktu penderita menggigitkan giginya, akan terasa oleh pemeriksa bahwa muskulus maseter dekstranya tidak berkontraksi (tidak mengeras).
- Sewaktu penderita membuka mulutnya lebar-lebar, akan tampak dagunya mencong (deviasi) ke sisi dekstra.
NEURALGIA TRIGEMINUS (TIC DOULOUREUX)
ETIOLOGI:
Belum diketahui dengan pasti.
Ada dugaan akibat tertekannya N.V oleh arteri karotis interna yang mengalami arteriosklerosis.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Nyeri paroksismal (bangkitan-bangkitan) di daerah wajah.
2.Bangkitan nyeri ini selalu bermula pada suatu daerah kulit atau selaput lendir yang disarafi oleh salah satu cabang nervus V (triger zone).
3. Bangkitan nyeri ini biasanya timbul mendadak misalnya sewaktu sedang makan/mengunyah, bicara atau ada satu tempat tertentu pada pipi penderita yang tersentuh dan berlangsung beberapa menit.
4. Diluar bangkitan penderita adalah sehat.
PENGOBATAN:
I.Konservatif: Karbamazepin 3 kali 200 mgr/hari. Penitoin 3 kali 100mgr/hari
II. Operatif.
NYERI TRIGEMINUS SEKUNDER.
ETIOLOGI:
1.Sakit gigi misalnya pulpitis.
2.Sinusitis.
3.Infiltrasi karsinoma anaplastik nasofaring.
4.Erisepelas pada kulit wajah.
5.Penyakit mata misalnya iridosiklitis, glaukoma.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Nyeri yang tidak paroksismal (tidak bangkit-bangkitan) di daerah wajah.
2.Dapat mengenai ketiga cabang nervus V.
3.Ada nyeri tekan di daerah wajah yaitu pada tempat keluarnya cabang-cabang nervus V (foramen supraorbitale, foramen infraorbitale atau foramen mentale).
NEURALGIA POST-HERPETIK
ETIOLOGI: VIRUS HERPES ZOSTER.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Ada rasa nyeri di daearh kulit yang disarafi oleh nervus oftalmikus (N. V1).
2.Ada bekas-bekas herpes zoster pada dahi atau pada kornea.
NERVUS VII (NERVUS FASIALIS).
TERDIRI DARI:
I. BAGIAN MOTORIK: ADA 2 KELOMPOK:
1. Kelompok dorsal yang mensarafi otot dahi dan muskulus orbikularis okuli di sisi ipsilateral.
Kelompok dorsal ini mendapat impuls dari korteks motorik dekstra dan sinistra.
2. Kelompok ventral yang mensarafi otot di sekeliling mulut di sisi ipsilateral.
Kelompok ventral ini hanya mendapat impuls dari korteks motorik kontralateral.
1. Alat pengecap pada 2/3 lidah bagian depan di sisi ipsilateral.
2. Mensarafi kelenjar air mata di sisi ipsilateral.
3. Mensarafi kulit liang telinga di sisi ipsilateral.
GANGGUAN NERVUS VII DAPAT BERUPA:
I. LESI NERVUS VII:
1. Lesi nervus VII perifer (infranuklear).
2. Lesi nervus VII supranuklear.
II. TERANGSANGNYA NERVUS VII:
TIC FASIALIS.
LESI NERVUS VII PERIFER
ETIOLOGI:
1.Bell’s palsy.
2.Trauma kapitis.
3.Infitrasi karsinoma nasofarings.
4.Meningitis.
GEJALA-GEJALANYA:
Misalnya lesi nervus VII dekstra perifer akan menimbulkan gejala-gejala:
1. Sulkus naso-labialis dekstra lebih datar daripada yang sinistra.
2. Sewaktu penderita meringis tampak ujung bibir di sisi dekstra tertinggal.
3. Sewaktu penderita bersiul tampak bibir mencong ke sisi dekstra.
4. Dahi di sisi dekstra tidak dapat dikerutkan.
5. Mata dekstra tidak dapat ditutup.
6. Sewaktu-waktu ada gangguan pengecap pada 2/3 lidah bagian depan di sisi dekstra.
7. Sewaktu-waktu kelenjar air mata di sisi dekstra tidak bisa mengeluarkan air mata.
LESI NERVUS VII SUPRA-NUKLEAR
ETIOLOGI: Misalnya stroke.
GEJALA-GEJALANYA:
*Misalnya lesi nervus VII sinistra supra nuklear akan menimbulkan gejala-gejala:
1. Sulkus nasolabralis sinistra lebih datar dari yang dekstra.
2. Sewaktu penderita meringis tampak ujung bibir sinistra tertinggal.
3. Sewaktu penderita bersiul tampak bibir mencong ke sisi sinistra.
4. Penderita dapat mengerutkan dahi dan menutup mata dengan baik.
TIC FASIALIS
Adalah perangsangan nervus VII yang dapat menimbulkan gerakan involunter pada otot wajah misalnya otot-otot disekitar mata.
NERVUS IX (N.GLOSOFARINGEUS)
NERVUS IX TERDIRI DARI:
1.Bagian motorik yang mensarafi otot lengkung langit-langit di sisi ipsilateral.
2.Bagian sensorik yang mensarafi:
- Mukosa palatum mole, lengkung langit-langit, 1/3 bagian belakang lidah dan bagian atas farings di sisi ipsilateral.
- Mensarafi alat pengecap pada 1/3 bagian belakang lidah di sisi ipsilateral.
- Mensarafi kelenjar parotis di sisi ipsilateral.
GANGGUAN NERVUS IX DAPAT BERUPA:
1.Lesi nervus IX.
2.Terangsangnya nervus IX:
Neuralgia Glosofaringeus.
LESI NERVUS IX.
ETIOLOGI:
1.Difteri.
2.Infiltrasi karsinoma nasofaring.
GEJALA-GEJALANYA:
Misalnya lesi nervus IX dekstra akan menimbulkan gejala-gejala:
1.Ada kelumpuhan otot lengkung langit-langit di sisi dekstra.
2. Ada gangguan sensibilitas pada palatum mole dan bagian atas faring di sisi dekstra, sehingga bila bagian ini disentuh tidak menimbulkan refleks muntah.
3.Tidak terdapat sekresi ludah dari kelenjar parotis dekstra.
4.Ada gangguan pengecapan pada 1/3 bagian belakang lidah di sisi dekstra.
NEURALGIA GLOSOFARINGEUS.
Adalah suatu nyeri paroksismal yang timbul sepanjang nervus glosofaringeus.
GEJALA-GEJALANYA:
1.Ada nyeri paroksismal (bangkit-bangkitan) yang dapat dirasakan pada pangkal lidah, faring, laring atau di dalam telinga.
2.Bangkitan nyeri ini dapat berlangsung beberapa detik sampai dua menit, biasanya timbul sewaktu menelan, berbicara atau bersin.
3.Diluar bangkitan penderita adalah sehat.
1.Ada nyeri paroksismal (bangkit-bangkitan) yang dapat dirasakan pada pangkal lidah, faring, laring atau di dalam telinga.
2.Bangkitan nyeri ini dapat berlangsung beberapa detik sampai dua menit, biasanya timbul sewaktu menelan, berbicara atau bersin.
3.Diluar bangkitan penderita adalah sehat.
GANGGUAN NERVUS X DAPAT BERUPA:
Lesi nervus X (nervus rekurens)
GEJALA-GEJALANYA:
Disfonia (suara parau) atau afonia (suara hilang sama sekali).
NERVUS XII
(N. HIPOGLOSUS)
Mensarafi otot-otot lidah di sisi ipsilateral.
GANGGUAN NERVUS XII DAPAT BERUPA:
Lesi nervus XII.
ETIOLOGI:
1.Trauma kapitis.
2.Infiltrasi karsinoma nasofaring.
3.Meningitis.
GEJALA-GEJALANYA:
Misalnya lesi nervus XII dekstra akan menimbulkan gejala-gejala:
•Sewaktu lidah diam di dalam mulut tampak ujung lidah deviasi (mencong ke sisi sinistra.
•Sewaktu lidah dijulurkan keluar akan tampak ujung lidah mencong (deviasi) ke sisi dekstra.
STROKE
Adalah suatu kelainan neurologi akibat gangguan pembuluh darah setempat di otak.
Gangguan pembuluh darah otak tersebut dapat berupa:
1.Tersumbatnya pembuluih darah otak.
2.Pecahnya pembuluh darah otak.
MACAM-MACAM STROKE
1. Stroke Non-Hemoragik; timbul akibat tersumbatnya pembuluh darah otak
2. Stroke Hemoragik; timbul akibat pecahnya pembuluh darah otak
STROKE NON HEMORAGIK
GEJALA-GEJALANYA:
1.Gejala kelainan neurologinya dapat berupa:
- Hemiparesis/hemiplegia.
- Gangguan bicara.
- Gangguan sensibilitas pada separuh tubuh.
2.Gejala kelainan neurologi ini timbul secara mendadak, biasanya ketika penderita sedang istirahat (baru bangun tidur).
3.Kesadaran Penderita Baik.
STROKE HEMORAGIK
GEJALA-GEJALANYA:
1.Gejala kelainan neurologinya dapat berupa:
- Hemiparesis/hemiplegia.
- Gangguan bicara.
- Gangguan sensibilitas pada separuh tubuh.
2.Gejala kelainan neurologi ini timbul secara sangat mendadak, biasanya pada saat sedang aktif.
3.Kesadaran Penderita menurun
4.Biasanya penderita juga menderita hipertensi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar